google-site-verification: googlee7a7bfcfae2dffe6.html

Bagaimana Belajar Untuk Ikhlas :


Lp- Bagaimana belajar untuk ikhlas

  Pertama: Belajar tidak mengharap pujian manusia.

  Berbuat riya‘ (pamer amalan) benar-benar tidak akan dipedulikan oleh Allah Ta’ala. Dalam hadits disebutkan,

قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ

   “Allah Tabaroka wa Ta’ala berfirman: Aku sama sekali tidak butuh pada sekutu dalam perbuatan syirik. Barangsiapa yang menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, maka Aku akan meninggalkannya (artinya: tidak menerima amalannya, pen) dan perbuatan syiriknya” (HR. Muslim, no. 2985).


   Imam Nawawi rahimahullah menuturkan, “Amalan seseorang yang berbuat riya’ (tidak ikhlas), itu adalah amalan batil yang tidak berpahala apa-apa, bahkan ia akan mendapatkan dosa” (Syarh Shahih Muslim, 18: 115).


Kedua: Berusaha menyembunyikan amalan shalih.

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِىَّ الْغَنِىَّ الْخَفِىَّ

Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, hamba yang hatinya selalu merasa cukup dan yang suka mengasingkan diri.” (HR. Muslim, no. 2965)

Yang dimaksud dengan al-khafi dalam hadits adalah,
Tidak terkenal (tidak masyhur), terasing untuk menyibukkan diri dalam ibadah dan mengurus dirinya sendiri.” (Syarh Shahih Muslim, 18:84).

Ketiga: Beramal bukan untuk orientasi dunia.

  Orang yang beramal hanya mengharap dunia semata, ia benar-benar merugi. Allah Ta’ala berfirman,


مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الآخِرَةِ نزدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ


Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (QS. Asy-Syuraa: 20).


Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

0 Response to "Bagaimana Belajar Untuk Ikhlas : "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel