Bahagia: Kamu yang Menentukan, Kenapa Bertahan Kalau Dia Hanya Menyengsarakan?
kenapa harus bertahan dengan hal yang tak pasti |
Akan tiba masanya hubunganmu yang
semula membuat hidupmu lebih cerah berubah menjadi penyebab segala masalah
dalam hidupmu. Kamu yang semula bahagia bersamanya, sekarang kerap memikirkan
soal perpisahan. Meski kata orang selama masih bisa dipertahankan maka
pertahankan hubunganmu, hanya saja kala kamu dan dia sudah tak sejalan dan
malah membuatmu tertekan, apa iya masih harus memaksa bertahan?
Saat hubunganmu hanya menyisakan
pedih dan membuatmu tertekan, langkah terbaikmu adalah melepaskan. Memaksa
bertahan malah hanya akan membuat kebahagiaanmu semakin terkekang.
1. Ingat, kamu bukan budak yang tak punya hak pribadi. Saat dia membuatmu tersiksa dengan menyita setiap waktumu, bukankah lebih baik kamu pergi saja?
Bukan berarti kamu tak boleh menemani atau berjuang
bersama dengan dia, hanya saja kamu juga pasti butuh waktu untuk urusan
pribadimu. Saat kamu diperlakukan layaknya abang ojek online yang bisa dia
panggil kapan saja, kamu jadi tak punya waktu untuk mengurus segala
keperluanmu. Alhasil hidupmu sendiri yang bakal keteteran nantinya. Meski dia
bahagia dengan pengorbananmu untuknya, namun cinta tak seegois itu. Kalau kamu
tak bahagia, itu bukan cinta.
2. Pengorbanan dalam hubungan memang wajar dilakukan. Hanya saja kalau kamu yang terus yang berkorban, yakin hubunganmu pantas dipertahankan?
Iya, semua orang juga tau bahwa cinta
itu butuh pengorbanan dan pengertian agar bisa berjalan sesuai dengan harapan.
Tapi jika pengorbanan dan perjuangan itu berasal dari satu pihak saja, apa itu
pantas disebut sebagai cinta? Saat pengorbananmu tak diimbangi dengan usaha
dari pasanganmu, yang ada hidupmu nanti yang semakin tersiksa. Jika sudah
seperti itu, kamu seperti merelakan bahagiamu begitu saja. Daripada makin
tersiksa, lebih baik akhiri saja.
3. Kecurigaan dalam hubungan akan membuat batinmu tak tenang. Kalau kamu dan dia sudah tak bisa lagi saling percaya, yang ada kalian bakal semakin tersiksa
Kata orang, pondasi terkuat dalam hubungan adalah rasa
saling percaya. Jika kalian sudah bisa percaya, semua masalah pasti bisa
dilalui dengan segera. Namun jika sudah ada rasa curiga antara satu sama lain,
hubunganmu tak akan bisa tenang. Segala aktivitas yang kamu lakukan bakal terus
dicurigai olehnya. Takut kalau-kalau kamu bermain dengan orang lain tanpa
sepengetahuannya. Kalau hubunganmu sudah terlalu lama dipenuhi oleh rasa
curiga, bagaimana bisa kamu bahagia?
4. Ketika perjuangan yang selalu kamu lakukan untuknya tak pernah dihargai, kamu harus memilih untuk pergi. Buat apa bertahan pada dia yang tak pernah memberi apresiasi?
Meski perjuangan dalam hubungan itu harus ikhlas, tapi
yang namanya apresiasi atas segala perjuanganmu itu tetap tak boleh kamu
abaikan. Kamu tak mau kan terus berjuang tanpa pernah mendapat penghargaan yang
layak? Seakan segala perjuanganmu selama ini hanya dia lihat dari sebelah mata.
Alih-alih bahagia, yang ada malah kamu sakit hati dibuatnya. Cobalah tanya pada
dirimu sendiri, layakkah kamu bertahan pada orang yang tak pernah membermu
penghargaan?
5. Hubungan yang tak menyisakan ruang bagimu untuk berkembang sebaiknya kamu tinggalkan. Hubungan yang seperti itu hanya akan membuat bahagiamu hilang
Sebagai individu, kamu perlu terus berkembang agar tak
kalah dalam persaingan di dunia kita yang terus semakin berkembang ini.
Seharusnya, status hubungan tak boleh dijadikan alasan untuk mengekangmu. Kala
dia terus mengekang kebebasanmu untuk menimba ilmu dan terus berkembang dari
segi kemampuan, kamu harus mempertimbangkan kemungkinan untuk memberi ketegasan
dalam hubungan kalian. Bukannya apa-apa, namun jika diteruskan kamu bakal jadi
orang yang tak bisa mandiri. Pada akhirnya, kamu akan mengorbankan bahagiamu
sendiri.
6. Saat kamu dan dia tak lagi memandang hubungan kalian satu arah, pada akhirnya kamu hanya akan tersiksa. Kenapa harus memaksa bertahan?
Namanya juga hubungan. Kamu dan dia harus kompak
memandang arah kemana hubungan kalian akan dibawa. Saat kamu dan dia sudah
berbeda sudut pandang dalam mengarahkan hubungan kalian, itu tandanya kalian
sudah tak memiliki kesamaan tujuan. Akan semakin parah jika kamu ingin hubungan
ini serius hingga pelaminan tapi dia bersikap enggan karena berbagai alasan.
Kalau sudah seperti itu, beri dia ultimatum soal harapanmu dalam hubungan.
Kalau dia masih enggan, lebih baik lepaskan!
Tanpa bermaksud untuk mengguruimu, cobalah kamu sedikit mengutamakan bahagiamu. Kalau segala hal yang membuatmu bahagia dia larang, bagaimana mungkin kamu bisa merasakan indahnya cinta? Daripada kamu tak bahagia, lebih baik merelakan hubungan kalian yang jelas-jelas itu bukan atas dasar cinta. [hipw]
0 Response to "Bahagia: Kamu yang Menentukan, Kenapa Bertahan Kalau Dia Hanya Menyengsarakan?"
Post a Comment